DEVINISI PENDIDIKAN

Posted by SUTANTO DWI PRAYOGA (Berjuang Meraih Mimpi) on | 0 komentar

PENGERTIAN DAN FAKTOR-FAKTOR
PENDIDIKAN


1. Pengertian Pendidikan
Dalam kejadian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui 2 istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu : pedogologi dan pedagoie. Pedagologii berarti “Pendidikan” sedangkan Pedagoie artinya “ilmu Pendidikan”.
Pedagoie atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari kata’Pedagogia” (Yunani) yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Sedangkan yang sering digunakan istilah pedagogos adalah seorang pelayan (bujang) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Paedagogos berasal dari kata Paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Perkataan Pedagogos yang pada mulanya berarti pelayanan kemudian berubah menjadi pekerjaan mulia. Karena pengertian Pedagoog (dari Pedagogos) berarti seorang yang tugasnya, membimbing anak didalam pertumbuhannya ke daerah berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.

Definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :
  • DRIYARKARA mengatakan bahwa : pendidikan adalah upaya memanusiakan muda. Pengangkatan  manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda (Ditjen Dikti, 1983/1984 : 19).
  • Dictionary or Educaion menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (Khususnya yang datang dari Sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Ditjen Dkti, 1983 / 1984 : 19).
  • Crow and Crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi (Suprapto, 1975).
  • Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan : Pendidikan umumnya berarti daya atau upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (Intelek), dan tubuh anak, dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan du nianya.
2. Faktor-faktor Pendidikan
Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi namun faktor integratirnya terutama terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya
Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi :
a. Faktor Tujuan
Dalam praktek pendidikan, baik lingkungan keluarga, di sekolah maupun di masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta didiknya. Menurut Langeved dalam bukunya Beknopte Teoritische Pedagogik dibedakan adanya macam-macam tujuan sebagai berikut :
1) Tujuan umum
2) Tujuan tak sempurna (tak lengkap)
3) Tujuan sementara
4) Tujuan perantara
5) Tujuan insidental
b. Faktor Pendidikan
Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori, ialah :
1) Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua; dan
2) Pendidik menurut jabatan, ialah guru.
Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama, karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya) dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang makin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam hubungan edukatif, mengandung dua unsur dasar, yaitu :

1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak;
2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntut perkembangan anak.
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua diteria guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru mampu memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik dan diharapkan pula dari pribadi guru memancar sikap-sikap dan sifat-sifat yang normatif baik sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya, antara lain :
1) Kasih sayang kepada peserta didik;
2) Tanggung jawab kepada tugas pendidik.
c. Faktor peserta didik
Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini dengan makin cepatnya perubahan sosial, dan berkat penemuan tekhnologi, maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama bisa memiliki profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkebangan seseorang.
Ada empat konteks yang dapat disebutkan, yaitu :
1) Lingkungan dimana peserta belajar secara kebetulan dan kadang-kadang, disini mereka belajar tidak berprogram.
2) Lingkungan belajar di mana peserta didik belajar secara sengaja dan dikehendaki;
3) Sekolah di mana peserta didik belajarmengikuti program yang ditetapkan; dan
4) Lingkungan pendidikan optimal, di sekolah yang ideal di mana peserta dapat melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) sekaligus menghayati / mengimplikasikan nilai-nilai. Secara teoritas peserta didik bisa berkembang secara optimal dalam arti mampu berkembang kreatif optimal, jika mendapat konteks lingkungan yang keempat tersebut.
d. Faktor isi/materi pendidikan
Yang termasuk dalam arti/materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang deselenggarakan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu :
1) Materi harus dengan tujuan pendidikan;
2) Materi harus dengan peserta didik.
e. Faktor metode pendidikan
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar iteraksi ini dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan pemilihan bahan/materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.
f. Faktor Situasi Lingkungan
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan inimeliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal di mana situasi lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi pembatas pendidikan.